Salam pembaca..! Terima kasih leh mau mampir di blog ku ni. Silahkan je di beca'i, mudeh2an ade mamfaatnya yoh.. Blog ni berisi kumpulan kesah2 motivasi dari penulis inspiring. Jika ade kesan/pesan, silahkan tulis di kolom komentar atau hub; 085652200393 (indosat) 085347011460 (telkomsel) Email; hendrawijaya_gt86@yahoo.co.id. Selamat membaca..
Rabu, 07 September 2011
Minggu, 03 April 2011
Yu Yuan, anak gadis 8 tahun yang mengatur pemakamannya sendiri(email dari kawanan)
Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah "saya pernah datang dan saya sangat penurut".
Anak ini rela melepaskan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dia membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian, dan dia rela melepaskan pengobatannya.
Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya.
Papanya berumur 30 tahun yang
bertempat tinggal di provinsi She
Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu.
Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya.
Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan
seorang bayi kecil yang sedang
kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat
selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.
Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah, papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "Saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan".
Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yuan. Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada ASI dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras).
Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit- sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan.
Ditengah ketakutan dan kecemasan
papanya, Yu Yuan pelan-pelan
tumbuh dewasa. Yu Yuan yang hidup
dalam kesusahan memang luar
biasa. Mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan
pekerjaan rumah, mencuci baju, memasak nasi, dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua,
sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya
mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi
seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi
sedih dan marah.
Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah.
Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi
bangga di desanya.
Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk
papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya diceritakan kepada papanya. Kadang-
kadang dia bisa nakal dengan
mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya. Setiap
kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia.
Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi
bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.
Sejak dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada
suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa
air bekas cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal
dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan
pendarahan tersebut sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik.
Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengeluarkan darah dan tidak mau berhenti. Di pahanya mulai bermunculan bintik- bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa.
Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena
antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri di kursi
yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian
mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar
dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil
tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.
Dokter yang melihat keadaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk
diperiksa. Setelah diperiksa, dokter
menyatakan bahwa Yu Yuan
terkena Leukimia ganas. Pengobatan
penyakit tersebut sangat mahal
yang memerlukan biaya sebesar $ 300.000. Papanya mulai cemas
melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya
memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya.
Dengan berbagai cara meminjam uang ke sanak saudara dan teman, dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya
akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang
merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.
Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus, dalam hati Yu Yuan merasa sedih.
Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun
mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. "Papa, saya
ingin mati". Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati?". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga,
tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah
sakit ini".
Pada tanggal 18 Juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang ke rumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya, "Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya
lihatlah foto ini".
Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dia tidak rela
melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto.
Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum.
Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.
Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yang berumur 8 tahun mengatur pemakamannya sendiri dan akhirnya menyebar ke seluruh kota Rong Cheng.
Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini. Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang. Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese di dunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi.
Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi
dihidupkan oleh cinta kasih semua orang. Setelah itu, pengumuman
penggalangan dana dihentikan
tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah
tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu
demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati.
Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.
Ada seorang teman di email
bahkan menulis, "Yu Yuan, anakku yang tercinta. Saya mengharapkan
kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat..."
Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan
menunggu kematian akhirnya dibawa
kembali ke ibu kota. Dana yang
sudah terkumpul, membuat jiwa yang
lemah ini memiliki harapan dan
alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima
pengobatan dan dia sangat menderita di dalam sebuah pintu kaca
tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk
diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum
padanya.
Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan
proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat.
Pada permulaan terapi Yu Yuan sering
sekali muntah. Tetapi Yu Yuan
tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak
menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata.
Yu Yuan dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah
mendapat kasih sayang seorang
ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi
anak perermpuannya, air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.
Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu
memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik".
Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan
kabar Yu Yuan dari email.
Selama dua bulan Yu Yuan melakukan
terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan di
pencernaan dan selalu selamat dari
bencana. Sampai akhirnya darah
putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa
terkontrol. Semua orang-orang
pun menunggu kabar baik dari
kesembuhan Yu Yuan.
Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi
sangatlah menakutkan, apalagi
dibandingkan dengan anak-anak
leukemia yang lain fisik Yu Yuan jauh
sangat lemah.
Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah. Pada tanggal 20 Agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan, "Tante, kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya?". Wartawan tersebut menjawab, "Karena mereka
semua adalah orang yang baik
hati". Yu Yuan kemudian berkata, "Tante, saya juga mau menjadi orang yang baik hati".
Wartawan itu pun menjawab, "Kamu
memang orang yang baik. Orang
baik harus saling membantu agar bisa
berubah menjadi semakin baik".
Yu Yuan dari bawah bantal tidurnya
mengambil sebuah buku, dan
diberikan kepada ke Fu Yuan. "Tante ini adalah surat wasiat saya."
Fu Yuan kaget sekali, membuka dan
melihat surat tersebut. Ternyata
Yu Yuan telah mengatur tentang
pengaturan pemakamannya sendiri.
Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang
menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman
surat wasiat dan dibagi menjadi enam
bagian, dengan pembukaan,
tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.
Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan
muncul tujuh kali dan masih
ada sembilan sebutan singkat tante
wartawan. Dibelakang ada enam
belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Dia
juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada
orang- orang yang selama ini telah
memperhatikan dia lewat surat
kabar. "Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong
jaga papa saya. Dan sedikit dari dana
pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah.
Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada
orang- orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh".
Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang
membasahi pipinya. "Saya pernah datang, saya sangat patuh",
demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan.
Pada tanggal 22 Agustus, karena pendarahan di pencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan
mengambil mie instant dan memakannya.
Hal ini membuat pendarahan
di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun
secepatnya memberikan pertolongan
darurat dan memberi infus dan
transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat
hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan
pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa
membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang.
Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air
sungguh telah pergi ke dunia lain. Di
kecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar
kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka
cita dengan karangan bunga
yang ditumpuk setinggi gunung. Ada
seorang pemuda berkata dengan
pelan "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas
langit, kepakkanlah kedua sayapmu.
Terbanglah....." demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.
Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Di depan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan
menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu
Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan
semasa hidupnya. Demi Yu Yuan
yang menderita karena leukemia dan
melepaskan pengobatan demi
orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang
diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.
Di depan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang
sedang tertawa. Diatas batu
nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh" (30
November 1996 - 22 Agustus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan
singkat riwayat hidup Yu Yuan.
Dua kalimat terakhir adalah disaat dia
masih hidup telah menerima
kehangatan dari dunia.
Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita leukimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah :
Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini
semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.
Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan
Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami
diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata 'Aku pernah datang dan aku sangat patuh'".
Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan
respon yang luar biasa dari kalangan dunia. Walaupun hidup serba
kekurangan, dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama.
Inila contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang pengasih.
********************************
Kamis, 31 Maret 2011
TRS: Revolusi Pendidikan (oleh Isa Alamsyah)
Entah kenapa saya merasa harus
mengungkapkan kejengkelan saya
terhadap materi pendidikan di Indonesia, bahkan di dunia, karena kita jadi terpaksa ikut menyesuaikannya.
Pendidikan nampaknya harus direvolusi.
Betapa anak-anak menderita stres dengan pelajaran yang di masa depan mungkin tidak bermanfaat sama sekali. Mereka kadang diangggap bodoh, kurang
berpendidikan hanya karena gagal di
sekolah.
Semua terjadi karena sekolah menjadi
indikator pendidikan, padahal di sekolah banyak pelajaran yang
tidak penting yang dipaksakan untuk
dipelajari.
Seharusnya pendidikan tidak selalu
identik dengan sekolah,
dan idealnya sekolah bukan satu-satunya yang berhak menilai kadar terdidik atau tidaknya seseorang.
Ilmu dibagi menjadi dua, ilmu murni dan ilmu terapan.
Ilmu murni berarti ilmu untuk ilmu itu
sendiri, jadi manfaatnya nanti dulu,
sedangkan ilmu terapan berarti
mencakup manfaat ilmu untuk kehidupan.
Karena ada dua sifat tersebut maka dalam pendidikan juga harus dibagi menjadi dua, ilmu murni karena tidak langsung bermanfaat maka sifatnya bagi siswaHANYA SEKEDAR TAHU.
Jadi tugasnya hanya untuk MEMANCING MINAT untuk ke tingkat yang lebih tinggi.
Karena itu ilmu ini tidak boleh dibebankan ke dalam test.
Kalau ada yang berminat baru ikut
penjurusan.
Sedangkan ilmu terapan harus difahami dipraktekkan dan menjadi bekal kehidupan.
Contohnya sederhana.
Ada anak Indonesia, yang berbicara
dengan bahasa Indonesia, bermain
dengan bahasa Indonesia,
tetapi tidak lulus pelajaran Bahasa
Indonesia. Itu aneh, karena esensi bahasa adalah komunikasi.
Bagaimana mungkin kita tidak lulus
bahasa Indonesia cuma karena tidak
mengerti konsep SPOK, SP, kalimat
majemuk, KV, KVK, KKVK, dll, padahal
sehari-hari kita berbicara bahasa
Indonesia.
Yang bodoh siapa?
Si anak yang lancar berbahasa bahasa
Indonesia tapi tidak tahu konsep anak kalimat, kalimat majemuk, dll,
tapi tahu cara memakainya dengan benar, atau penilai yang mementingkan teori anak kalimat, kalimat majemuk bertingkat dsb, yang bahkan tidak peduli anak-anak tersebut hidup dengan bahasa tersebut dan berkomunikasi dengan
bahasa tersebut.
Ini sama saja dengan tidak memberi
sertifikat renang pada ikan hiu karena
ikan hiu tersebut gagal menjelaskan gaya renang apa yang dipakainya.
Menurut saya, pengetahuan SPOK, kalimat majemuk, dan teori bahasa hanya ditempatkan sebagai ilmu yang perlu diketahui tapi tidak boleh masuk dalam test.
Kalau siswa tidak suka ya sudah jangan dipaksakan, toh tidak terlalu bermanfaat dalam kehidupan.
Lucunya ada anak yang bunuh diri akibat UAN bahasa Indonesianya hancur. Padahal ia menulis surat bunuh diri dalam bahasa
Indonesia. Tragis.
Coba lihat pelajaran biologi.
Ada anak SD diajar tentang organ kodok, jenis jaringan tumbuhan, dsb.
Tapi lulus SD mereka tidak mengerti
banyak hal yang bermanfaat untuk
kehidupan misalnya, survivor (tahu mana pohon yang beracun mana yang tidak kalau terdampar), tahu bagaimana mengatasi gas beracun, P3K.
Mereka tidak tahu betapa bahayanya
rokok, bagaimana menghindari narkoba, apa ciri-ciri narkoba,
bagaimana mengatasi demam berdarah, bagaimana penanggulangan dini kalau
ada korban luka bakar.
Ini justru penting bagi kehidupan.
Mereka tidak mengerti bagaimana
memasak beras agar tidak terbuang
vitamin B nya.
Mereka tidak tahu kalau susu jangan
dicampur air panas karena kalsiumnya
rusak, dll. Yang justru penting untuk kehidupan tapi tidak diajarkan.
Kalau masalah kodok, tikus dan
sebagainya hanya untuk memancing
minat yang proporsinya hanya sekedar memancing minat saja bukan
membebani.
Sedangkan yang bermanfaat untuk
kehidupan harus dikuasai.
Anak anak juga diajar tentang planet.
Mereka tahu jumlah planet, nama planet dan ukuran planet.
Tapi mereka tidak diberi pelajaran
tentang global warming, cinta
lingkungan, dll yang justru berkaitan
dengan kehidupan. Mereka juga tidak ada pelajaran persiapan bencana tsunami dan gempa dalam kurikulum.
Justru ilmu yang penting ini diberikan
oleh pengajar tamu dari PBB (United
Nation) dan NGO internasional yang tentu saja tidak menyentuh semua siswa dan bersifat berkala saja.
Tapi urusan planet di tata surya yang kita tidak tahu tahun berapa akan
bermanfaat, semua siswa wajib
menghapal.
Kalau sekedar minat, ya ajak nonton
bareng film tata surya, mereka yang
berminat akan memutuskan ke jenjang antariksa.
Kita mungkin butuh beberapa ratus ahli antariksawan, mungkin beberapa ribu, tapi tidak perlu puluhan juta anak harus menguasainya bukan?
Kalaupun ada yang perlu diketahui dari antariksa adalah justru kemampuan menentukan arah kompas, ini malah tidak
diajarkan (tidak didalami). Masih banyak anak tidak tahu mana utara, selatan, tenggara, dsb.
Intinya, kita cuma butuh beberapa ribu ahli fisika.
Kita cuma butuh beberapa ribu ahli
linguistik. Cuma butuh beberapa ahli biologi, dll.
Tetapi kenapa ratusan juta anak wajib
mempelajarinya, dan stress karenanya.
Kalau orientasi kita rubah dengan
pelajaran yang faktual, actual dan selektif, sedangkan bangsa lain masih terbelenggu dengan pendidikan simbolis dan konvensional,
maka kita akan menyusul bangsa lain.
Kita perlu mendefinisikan ulang materi pelajaran.
MANA YANG CUMA SEKEDAR PENGETAHUAN dan MANA YANG HARUS DIKUASAI.
Memang untuk beberapa anak yang mau melanjutkan ke LN jadi susah.
Ya sudah di drill saja 6 bulan menjelang ke sana kekejar koq!
Kepada anak-anak saya tidak memaksa mereka belajar.
Yang penting mereka berkarya.
Apalagi dengan adanya UAN.
6 tahun mati-matian akan sia-sia hanya dengan kegagalan test 3 hari. Sialnya pas test jatuh sakit.
Lebih baik 5 1/2 tahun bahagia, 1/2 tahun siapkan UAN mati-matian.
Seharusnya penjurusan di mulai di SMP saja, jangan di SMA nanti terlalu banyak hal yang tidak penting dipelajari lagi.
Jadi anak lulus SMA sudah produktif.
Dan penjurusan jangan sekedar Fisika,
Biologi dan sosial. Kini harus di tambah Teknologi Informasi.
Buat praktisi IT sebanyak-banyaknya
karena segala hal bisa dipermudah
dengan IT.
Korupsi biaya tinggi, penyelewengan
pajak, pengajaran online, dll bisa dibantu IT.
Jika IT maju pemilu tidak perlu sensus,
kartu baru dsb. Cukup KTP Smart yang
mempunyai data digital.
Banyak orang saat ini bekerja dengan
membuang katakanlah 80 - 90%
pelajaran yang tidak ada manfaatnya.
Silahkan hitung sendiri,?
Apakah pelajaran PSPB, IPBA, Sastra, dll sangat berpengaruh dengan pekerjaan Anda sekarang,?
Coba ingat ingat semua pelajaran kita,
mana yang bermanfaat?
Saya mendidik anak-anak lebih pada
orientasi ilmu bermanfaat dan karya.
Salsa dan Adam anak saya yang SD sudah bisa photo shop.
Saya bilang ke mereka. Dengan satu
keahlian ini saja kamu sudah bisa
menghasilkan uang puluhan juta per
bulan, separti om ini, ini, dan ini saya
menyebutkan nama desiner grafis yang mereka kenal..
Salsa sudah menulis 5 buku, Adam
menulis 2 buku.
Saya bilang ke mereka, dengan
kemampuan ini saja, kamu bisa
berpenghasilan puluhan juta per bulan, seperti ini, ini, dan ini... nama-nama penulis.
Salsa dan Adam kini suka internet. Saya bilang, kalau kamu dalami internet kamu bisa jadi orang terkaya di dunia.
Mereka juga mendalami, olah raga dan
musik.
Kalau Salsa atau Adam pulang dengan
nilai ujian jelak atau bagus.
Maka saya check kesalahannya.
Kadang saya bilang "Ini pertanyaan
penting, kamu harus tahu jawabannya"
Kadang saya bilang "Wah kalau soal ini gak apa salah, nanti juga gak kepakai dalam kehidupan.
Ayah udah puluhan tahun hidup gak
pernah pakai pengetahuan ini (saat itu soalnya tentang kota ini lintang berapa derajat bla..bla..bla) saya bilang gak usah hapalin lintang derajat begini, cari yang lebih bermanfaat.
Mungkin saya seperti orang tua ngaco, ya kan?
Tapi itu cara saya mendidik anak untuk menseleksi ilmu.
Saya gak mau anak-anak stres untuk
pengetahuan yang menurut saya tidak penting.
Tapi saya juga menantang mereka belajar efektif. Dengan waktu belajar sedikit tapi hasilnya memuaskan.
Kita kembangkan beberapa metode,
intinya tangkap semua pelajaran di
sekolah, perhatikan, tidak tahu tanya, lalu ulang dirumah, presentasi, dsb.
Alhamdulillah Salsa dan Adam sejauh ini selalu mendapat ranking atas sekalipun belajar banyak hal lain di luar sekolah.
Ya sudah, entah kenapa saya lagi marah dengan pendidikan yang membebankan banyak ilmu yang tidak bermanfaat.
Bayangkan kita mau ke medan perang. Ada dua kelompok orang yang mau direkrut.
Satu ilmuwan yang tahu berbagai nama senapan, tahu jarak tembak senapan tahu bahan baku senapan,
mereka hapal senapan tersebut
ditemukan oleh siapa, tahun berapa, dll. Tapi dia tidak bisa menembak, tidak bisa menggunakan senjata.
Kelompok kedua adalah kelompok
pemuda. Mereka tidak tahu siapa
pembuat senapan, tidak tahu tahun
berapa dibuatnya. Mereka tidak bisa menjabarkan alasan kenapa peluru bisa meluncur. Tapi mereka tahu bagaimana menembak, merakit senapan, merawat dan menggunakannya.
Kira-kira kelompok mana yang kita bawa ikut perang?
Nah generasi kita ke depan menghadapi banyak medan petempuran di bidang ekonomi, teknologi, informasi, dll,
kalau mereka dicekoki sesuatu yang tidak bermanfaat di masa depan, bisa jadi kita akan kalah perang.
Bagaimana menurut Anda?
****************************
Rabu, 30 Maret 2011
Apakah Anda sudah berada pada habitat yang benar,?
Sebagian besar mungkin pernah.
Di mana? Di kebun binatang?
Ya sebagian besar melihat singa di kebun
binatang, betul?
Apakah Anda takut ketika melihat singa di
kebun binatang? Tidak.
Kenapa? Karena Singa sudah dalam
kerangkeng.
Kalaupun ada yang dilepas, singanya
sudah jinak,
kita bisa menyentuh bisa, berfoto ria.
Bagaimana jika Anda bertemu singa di
habitatnya alam bebas?
Menakutkan bukan?
Seandainya saja kita melihat singa 50 m
jaraknya dari kita di alam bebas,
jantung kita sudah terasa copot.
Lemas, karena hampir tidak mungkin bisa
lepas dari mangsanya.
Apa yang membedakan singa di padang
Afrika dengan singa
di kebun binatang di kebun binatang?
Atau di sirkus?
Kenapa singa di sirkus jadi bahan hiburan,
tetapi singa di padang rumput
menakutkan?
Singa menakutkan di padang rumput,
karena padang rumput adalah habitatnya.
Ketika singa berada di habitatnya mereka
mempunyai segala kemampuannya dan
menjadi mahluk menakutkan.
Ikan piranha sungguh menakutkan.
Tapi ketika ditaruh di dalam aquarium
ikan ganas itu menjadi hiasan yang
menarik.
Ikan hiu juga ganas, tetepi ketika ada di
aquarium raksasa menjadi totonan.
Jika ikan hiu diletakkan di tengah
lapangan, mungkin 1 jam pertama
mungkin menggelepar dengan taring
terbuka, menakutkan, tapi setelah itu
lemas menuju ajal.
Semua mahluk ketika diluar habitatnya
maka mereka menjadi lemah.
Bagaimana dengan kita?
Setiap kita juga mempunyai habitatnya
(boleh di baca jati diri) masing-masing,
apabila kita keluar dari habitat tersebut
maka kita akan lemah.
Habitat atau jati diri dan kemuliaan manusia
terletak pada akal dan hatinya, ketika
manusia kehilangan ini maka ia
kehilangan kemuliaannya.
Seorang pemimpin habitatnya adalah
amanah dan kapabilitas. Kalau mereka
kehilangan amanah dan tidak punya
kapabilitas maka segala yang dipimpinnya
akan menuju kehancuran.
Seorang muslim (mohon maaf bagi yang
beragama lain jika tidak terlalu familiar
dengan bagian ini), habitatnya adalah Al
Quran dan hadits. Jika muslim ada dalam
habitat ajaran Quran dan hadist maka
mereka akan menjadi umat terhormat,
punya harga diri, berperestasi dan
menyejukkan bagi lingkungan dan
masyarakat(rahmat bagi sekalian alam).
Jika Muslim keluar dari habitat Quran dan
hadits (sebagaimana sebagian besar
muslim di dunia saat ini) maka mereka
kehilangan harga diri, jadi cemoohan,
tertawaan, dan direndahkan.
Fenomena musholah yang ditempatkan di
lokasi yang tidak strategis dan sulit
dijangkau di sebagian besar mall (padahal
ruang merokok ada di tempat strategis
dan terkesan mewah) atau fenomena aksi
main hakim sendiri atau perusakan atas
nama agama, adalah sedikit contoh yang
terjadi akibat muslim sudah keluar dari
habitat aslinya Quran dan hadits.
Karena
tidak berpegang dengan ajarannya, maka
Muslim tidak punya kekuatan bargain dan
menjadi silent majority, tetapi di sisi lain
ada juga yang memaksakan kehendaknya
jadi bertindak belebihan atau anarkis. Jadi
tidak proporsional (tidak tawazun).
Orang sukses habitatnya adalah
berkumpul dengan orang sukses,
membaca buku-buku positif dan bergaul
dengan orang yang berpikiran positif, ikut
fan page positif, dan aktif di website yang
memberi energi positif.
Pelajar dan ilmuwan, habitatnya di dunia
buku, pustaka, dan diskusi.
Intinya, pada setiap individu, pada setiap
profesi ada tempat atau atmosfer yang
paling ideal untuk mencapai puncak.
Temukan atmosfer tersebut, cari habitat
terbaik dan Anda akan sukses.
Insya Allah.
!!
Ketika "tangan" Allah menampar Jepang
seseorang yang aktif di masjid untuk
adzan dan shalat. Pada diri orang tersebut
terdapat kharisma ibadah dan cahaya
ketaatan.
Pada suatu hari ia naik ke atas
menara untuk adzan sebagaimana biasa.
Di bawah menara itu terdapat sebuah
rumah milik orang Nashrani dzimmi (yang
dilindungi negara Islam). Orang tersebut
melihat ke rumah dan nampak seorang
gadis anak orang Nashrani itu, gadis itu
cantik sekali. Orang itu tergoda olehnya
dan tidak jadi adzan, ia turun
menemuinya, gadis itu bertanya,
Ada apa dan apa yang kamu inginkan?
Kamu yang aku inginkan, jawabnya.
Aku tidak mau menurutimu melakukan
yang tidak benar.
Aku akan menikahimu.
Kamu seorang Muslim sedang ayahku
tidak akan menikahkan aku denganmu.
Aku masuk Kristen, katanya.
Jika kamu melakukan itu, aku mau.
Lalu orang itu masuk Kristen demi
menikahi gadis itu dan tinggal di rumah
itu bersama keluarga Nashrani.
Pada hari
itu juga ia naik ke atap rumah kemudian
jatuh dan meninggal dunia. Ia tidak
berbahagia dengan agamanya dan tidak
sempat merasakan keindahan hidup
bersama gadis itu.
************
Sahabat betapa ketika kita tidak mampu
memenej gejolak Nafsu Syahwat, maka
prestasi spiritual yang kita ukir sejak
sekian lama, musnah bagai debu tertiup
angin bahkan akan melemparkan kita ke
jurang kenistaan dan kehinaan yang tak
kunjung berakhir di Dunia dan di Akhirat.
Lalu apa jadinya ketika Nafsu Syahwat
dijadikan Industri Mega Bisnis ?
Sahabat yang senantiasa dalam naungan
lindungan keselamatan dari Allah SWT,
apa yang terlintas didalam benak hati
kecil kita, ketika dalam hitungan menit
dahsyatnya Tsunami menyapu Jepang
Negara super canggih ?
Kita bisa melihat dengan sangat jelas dan
kasat mata, betapa limpahan harta
kekayaan yang sangat mewah disapu
habis Tsunami dalam seketika bagai
sampah yang tak berguna.
Mungkinkah
daerah kita juga akan dijepangkan oleh Allah
SWT ?
akankah kita masih merasa selalu
aman terhadap segala bentuk investasi
dan kekayaan yang kita tanam dan kita
simpan untuk kenyamanan hidup di Dunia
yang sejenak ini ?
" Ataukah kamu merasa aman bahwa Dia
tidak akan mengembalikan kamu ke laut
sekali lagi, lalu Dia Tiupkan angin topan
kepada kamu dan Ditenggelamkan-Nya
kamu disebabkan kekafiranmu?
Kemudian kamu tidak akan mendapatkan
seorang penolong pun dalam
menghadapi (siksaan) Kami ". ( Al-Isro :
69 )
" Maka tatkala mereka melupakan
peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kami pun membukakan semua
pintu-pintu kesenangan untuk mereka,
sehingga apabila mereka bergembira
dengan apa yang telah diberikan kepada
mereka, Kami siksa mereka secara tiba-
tiba, maka ketika itu mereka terdiam
berputus asa " (Al-An'am: 44).
Sahabat, lalu mengapa Allah memilih
"menampar" Jepang dengan Tsunami ?
Apalagi kalau bukan Bisnis Mega Maksiat
yang terjadi di Jepang.
kalau kita bertanya siapakah Artis Porno
yang paling terkenal di Dunia saat ini ?
jawabnya pasti Artis Asal Jepang,
namanya ? wah, Anda lebih tau dari saya.
Negara mana yang melegalisasi Industri
Pornografi ? jawabnya adalah Jepang, tau
gak berapa omset industri Pornografi di
Jepang ? tahun 2008 konon sudah
mencapai 46 Triliun per tahun !,
berapa
jumlah Film yang diproduksi ? sekitar
14.000 Film Porno per tahun,
sementara
Amirika Serikat saja Cuma 2.500 Film
Porno per tahun. Bahkan Bisnis
Prostitusipun sudah dilegalkan di Jepang.
Produksi Film Kartun Maksiat yang paling
canggih dan menginspirasi keseluruh
pelosok Dunia termasuk Indonesia yang
saat ini ketularan Demam Video Porno
amatiran, dari mana ? dari mana lagi
kalau bukan dari Jepang. Jadi tidak salah
kalau Allah SWT memilih Jepang untuk
ditampar dengan Tsunami sebagai
pelajaran bagi Negara-negara lain di
Dunia termasuk Indonesia . dan Tsunami
Jepangpun mulai mencium Papua yang
masyarakatnya juga sangat gemar
dengan maksiat dan mungumbar Nafsu
Syahwat.
Ibnu Mas'ud berkata: "
Tidaklah muncul riba dan zina pada suatu
Wilayah kecuali Allah akan mengizinnkan
kehancurannya."
Sahabat, adakah kita tidak melihat betapa
Maha Kuatnya dan Maha Kuasanya Allah
SWT dalam mengintruksi Alam Semesta
CiptaanNYA ?, jadi haruskah kita berputus
asa untuk selalu berdekatan dengan Allah
dengan selalu hidup dalam naungan
SistemNYA, haruskah kita iri hanya karena
melihat betapa Negara-negara maju dan
adidaya mengeruk harta dan kakayaan
Alam dan hidup dengan bergelimang
kemewahan.
Bukankah Allah Sangat-Sangat Kuasa
untuk melenyapkan harta kekayaan
mereka dalam sekejab bahkan
membenamkan mereka semua dalam
perut Bumi jika Allah mengehendaki lalu
mewariskan Kemakmuran Bumi ini
kepada orang-orang yang beriman dan
bertaqwa !, mengapa harus berebut
kekuasaan ? mengapa harus ada terror ?
mengapa harus ada Bom ? mengapa
harus Demonstrasi ? apa artinya terror
dibanding suara Petir yang dahsyat
menggelegar, apa artinya bom dibanding
Letusan Gunung Merapi, Gempa Bumi dan
Tsunami ?
Musa berkata kepada kaumnya,
" Mohonlah pertolongan kepada Allah
dan bersabarlah. Sesungguhnya BUMI
(INI) MILIK ALLAH DIWARISKAN-NYA
KEPADA SIAPA SAJA YANG DIA KEHENDAKI
DI ANTARA HAMBA-HAMBA-NYA. Dan
kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-
orang YANG BERTAKWA. "
( Al-A'rof :128 )
Belajar dari pengalaman Bangsa Jepang
bangsa yang belajar dari pengalaman.
Setelah peristiwa Gempa Kobe sebesar 6,8
skala ricter dengan waktu sekitar 20 detik
pada 17 Januari 1995 yang menewaskan
6.434 jiwa dan menghancurkan 200.000
bangunan, Jepang langsung bebenah diri.
Seluruh bangunan baru di buat dengan
daya tahan gempa yang lebih kuat di
seluruh negeri bukan hanya di Kobe,
karena asumsinya kalau di Kobe bisa
terjadi seperti itu di manapun bisa.
Terbukti, ketika kemudian datang gempa
dengan kekuatan 8,9 skala richter datang
(30% lebih kuat) dan berlangsung cukup
lama (beberapa menit) sebagian besar
gedung bertahan dan gedung bertingkat
hanya bergoyang-goyang.
Hanya saja kemudian banyak yang hancur
diterjang tsunami dengan ketinggian 10
meter dengan kecepatan mencapai
800km/jam (hampir 3 kali kecepatan
kereta tercepat sekalipun).
Belajar dari sini, Indonesia juga harus
membuat bangunan berstandar gempa 9
skala ricter karena tren gempa saat ini
setinggi itu (kebanyakan gedung
dirancang untuk tahan gempa 6 skala
richter).
Belajar tertib, tidak egois, dan tidak panik
Sekalipun bagi setiap orang, gempa
sebesar ini adalah pengalaman pertama,
sebagian besar masyarakat bisa
menghadapi keadaan secara proporsional.
Mereka takut tapi tidak panik, mereka
tetap tahu harus melakukan apa dan
bagaimana.
Jumlah gempa di Indonesia lebih banyak
dari Jepang, hanya saja bangsa Jepang
lebih menyiapkan diri anak bangsanya
untuk menghadapi gempa.
Bahkan setelah gempa pun mereka tetap
bersikap proporsional.
BBC dan CNN mengangkat bagaimana
tertibnya bangsa Jepang setelah gempa.
Di Tokyo. sekalipun setiap 30 menit
terjadi gempa susulan, masyarakat masih
mengantri di stasiun, tidak berebutan,
bahkan mereka masih berhenti di lampu
merah.
Mereka sadar kalau mereka panik maka
keadaan semakin kacau.
Butuh pendidikan tingkat tinggi dan
panjang untuk membentuk mental
masyarakat seperti ini. Bahkan terlihat
bagi penyiar Amerika maupun Inggris, ini
cukup menakjubkan.
Belajar kejujuran
Begitu gempa terjadi, Pemerintah Jepang
langsung mengumumkan bahaya radiasi
nuklir sehingga mengevakuasi warga.
Buat pemerintah lebih baik mengaku
keadaaan agar tidak tambah korban
daripada harus menutupi keadaan untuk
menjaga citra pemerintah sambil
melakukan perbaikan tapi beresiko
membawa banyak korban.
Berbeda dengan pemerintah Uni Soviet
ketika Pusat Nuklir Chernobil bocor.
Pemerintah berusaha menutup nutupi
hingga akhirnya informasi bocor 4 hari
kemudian. Sehingga memakan lebih
banyak korban.
Tetapi kejujuran pemerintah ini juga
didukung oleh kesiapan infrastruktur
mental orang Jepang yang tidak panik
dan tertib.
Peran Sosial Media dan Multi Media
Sosial Media saat ini juga memberi peran
penting dalam mengantisipasi korban
lebih banyak. Beberapa menit setelah
gempa, twitter melesat di Jepang,
mencapai 1200 tewwt setiap menit.
Google juga menyediakan google finder
untuk mencari orang hilang.
Bumi Yang tidak ramah
Ada satu hal yang perlu diwaspadai. Entah
bagaimana menjelaskannya, tapi yang
jelas ada sesuatu yang sedang
berlangsung di bawah bumi dan
membuat bumi menjadi tidak ramah buat
manusia.
Bayangkan saja, ketika terjadi tsunami
terjadi di Aceh (26 Desember 2004), ada
yang mengatakan ini siklus 100 tahunan
seperti yang terjadi di Portugal (1755).
Tapi hanya beberapa tahun saja sudah
terjadi tsunami besar di Jepang (Maret
2011).
Ketika terjadi gempa di Acah dengan skala
kekuatan 8,9 skala ricter, banyak yang
mengatakan, jarang terjadi gempa
dengan kekuatan di atas 8 (memang
sebelumnya demikian). Tapi setelah Aceh,
Nias, Sumatera Barat, Jawa Barat dan Joga
ditimpa gempa besar kemudian kini
Jepang.
Berlindung Pada Kekuatan Yang Lebih
Besar
Peristiwa-peristiwa ini mengingatkan
betapa sebenarnya manusia itu kecil.
Even bangsa yang tercanggih dan terkaya
saja tidak mampu mengatasi bencana
sekuat ini. Mobil bergelinding seperti
mainan, rumah hancur seperti kardus, air
meluncur dengan kecepatan pesawat
terbang.
Hanya Sang Pencipta yang mampu
menahannya.
Semoga kita bisa belajar banyak dari apa
yang sedang terjadi.
Selasa, 29 Maret 2011
Selalu ada sisi positif dari kegagalan (buku jangan takut gagal)
Lalu apa yang membedakan orang sukses
dengan yang tidak?
Orang-orang sukses adalah orang yang
bisa mengambil sebanyak mungkin sisi
positif dari sebuah kegagalan.
Orang-orang sukses melihat hambatan
sebagai tantangan, yang bisa
memperkuat jati dirinya.
Thomas Alva Edison menganggap ribuan
percobaan yang dialaminya hanya sebagai
sebuah proses, bukan kegagalan.
Demikian juga Abraham Lincoln, Michael
Jordan, dll.
"Kegagalan bukan berarti Tuhan sudah
meninggalkan Anda. Dia mempunyai
rencana yang lebih baik."
Dr. Robert Schuller
"Jika suatu hal gagal meskipun telah
direncanakan dengan hati-hati, diatur
dengan hati-hati, dan dilaksanakan
dengan kesadaran penuh, kegagalan itu
seringkali memperlihatkan sesuatu yang
tidak terlihat, yaitu kesempatan."
Peter Drucker
"Saya tidak pernah gagal dalam ujian,
saya hanya menemukan 100 cara yang
salah."
Benjamin Franklin
Gagal terkadang memberikan sesuatu
yang lebih baik
Dalam beberapa kasus, bahkan kegagalan
justru memberikan hasil yang lebih baik.
Lihat kisah Christopher Columbus,
penjelajah Spanyol yang mengarungi
samudera menuju India ternyata nyasar
ke Amerika. Dari kegagalan ini justru
Eropa mengenal benua baru dan tercipta
sejarah baru yang pengaruhnya kita
rasakan hingga saat ini.
Mungkin kisah Frank Slazak ini akan
memberi Anda inspirasi:
Frank Slazak mempunyai mimpi terbang
keluar angkasa. Tetapi ia tidak memiliki
apa yang dibutuhkan. Ia tidak memiliki
gelar, dan bukan seorang pilot.
Namun, sesuatu pun terjadilah. Gedung
putih mengumumkan mencari warga
biasa untuk ikut dalam penerbangan
pesawat ulang-alik dan warga itu adalah
seorang guru.
Frank adalah warga biasa
dan seorang guru. Hari itu juga ia
mengirimkan surat lamaran ke
Washington.
Setiap hari ia melongok kotak pos, sampai
akhirnya amplop resmi berlogo NASA
datang. Doanya terkabulkan!
Ia lolos penyisihan pertama. Selama
beberapa minggu berikutnya, perwujudan
impiannya semakin dekat. Frank
menerima panggilan untuk mengikuti
program latihan astronot khusus di
Kennedy Space Center.
Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000
orang, dan kini ia menjadi bagian dari 100
orang yang berkumpul untuk penilaian
akhir. Siapakah di antara kami yang bisa
melewati ujian akhir ini ? Tuhan, biarlah
diriku yang terpilih!
Lalu tibalah berita yang menghancurkan
itu. NASA memilih seorang guru
perempuan untuk terbang dengan
pesawat ulang alik. Impian hidupnya
hancur. Ia mengalami depresi. Rasa
percaya dirinya lenyap, dan amarah
menggantikan kebahagiaan.
Selasa, 28 Januari 1986, Frank pergi
melihat peluncuran Challanger. Saat
pesawat itu melewati menara landasan
pacu, ia menantang impiannya untuk
terakhir kali.
"Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja
agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa
bukan aku?" doa Salazak.
Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan
menjawab semua pertanyaannya dan
menghapus semua keraguanku saat
Challanger meledak, dan menewaskan
semua penumpang.
Artikel ini dikutip dari buku "Jangan Takut
Gagal" halaman: 41 dan 43 pada bahasan
konsep ke-4 Tentang kegagalan.
Buku ini membahas "9 Konsep Kegagalan
yang akan menginsipirasi Anda untuk
sukses untuk meraih sukses sekalipun
menghadapi berbagai kegagalan"
Menabung Emas, lebih menguntungkan (Think Dinar) oleh Endy j. Kurniawan
menabung emas kita harus kaya dulu,
harus mapan dan harus berpenghasilan
besar.
Pendapat ini jelas menyesatkan.
Justru menabung emas akan membuat
orang yang penghasilannya minim atau
biasa-biasa akan sejahtera di masa depan.
Sebaliknya jika tidak mulai menabung
Dinar emas mungkin nasibnya tidak akan
berubah selamanya.
Karena itu menabunglah emas dari
sekarang, rintislah rencana keuangan
investasi emas mulai hari ini, jangan
ditunda-tunda.
Tentu saja muncul pertanyaan.
Bagaimana mungkin membeli emas jika
penghasilan pas-pasan?
Kuncinya; disiplin, berpikir jangka panjang
dan selektif atas biaya konsumtif.
Sebuah lompatan selalu diawali dari
langkah-langkah kecil.
Memiliki emas dengan jumlah berapapun,
dengan dana yang kita punyai saat ini
adalah cara terbaik mengawali tabungan
emas kita,
baik berupa emas batangan maupun
Dinar.
Investasi emas adalah model investasi
paling mudah.
Dengan dana sekitar Rp 400.000an pada
tahun 2011, kita sudah bisa memiliki 1
gram emas, tinggal mendatangi toko-
toko emas atau agen dan distributor
emas batangan.
Bagaimana jika uang Rp 400.000 juga
tidak ada.
Ya harus mendisiplinkan diri untuk
menyisihkan penghasilan.
Misalnya menyisihkan Rp 50.000 setiap
ada uang lebih lalu jika terkumpul Rp
400.000 segera beli emas.
Percayalah jika tidak segera dibelikan
emas, uang kita akan cepat habis.
Ada saja godaan untuk memakai uang
kontan yang ada di tangan atau uang
yang mudah ditarik di ATM (Buku Think
Dinar halaman 73)
Jika kita menabung dalam bentuk cash
atau ATM, melihat tas bagus bawaannya
mau pakai, pulsa habis langsung pakai,
lihat baju bagus langsung pakai, lihat
restoran enak mau makan di sana.
Tapi kalau aset kita tersimpan di rumah,
anggap saja penabung emas pemula,
punya tabungan berbentuk emas emas 1
gram, maka tidak mudah memakainya.
Ketika lihat tas bagus kita berpikir harus
pulang dulu, ambil emas, jual emas lalu
beli tas.
Memikirkannya saja kita sudah malas.
Jika kita melihat restoran enak, dan mau
makan di sana, maka kita berpikir harus
pulang dulu, ambil emas, jual emas lalu
makan di restoran tersebut.
Memikirkannya saja hilang selera makan
kita.
Jadi menabung emas membuat kita lebih
tidak konsumtif.
Ingat, bukan tunggu kaya baru menabung
emas,
tapi kalau mau kaya ya mulai menabung
emas.
Kaya hati, kaya harta, kenapa tidak?
Mengkaji ulang kata "terima kasih"
ucapkan ketika ada orang yang
menolong ,
membantu atau memberikan sesuatu
yang kita miliki.
Kelihatannya sederhana, tapi sebenarnya
banyak kajian yang kita bisa bahas dari
ungkapan ini.
Di Jepang, ketika kita mendapat
pertolongan atau hadiah dari orang lain,
mereka mengucapkan "Arigato" yang
diterjemahkan "Terima kasih"
Secara pemakaian, terjemahan itu benar,
tapi sebenarnya maknanya jauh berbeda.
"Arigato" makna harfiahnya kurang lebih
adalah "Susah benar".
Artinya buat orang Jepang, ketika ada
yang menolong maka mereka berpikir
bahwa mereka akan bersusah payah
untuk membalas kebaikan tersebut.
Jadi buat orang Jepang, ketika di tolong,
mereka sudah berpikir bagaimana suatu
saat membalas kebaikan ini.
Bagaimana dengan terima kasih?
Jelas kita bisa lihat dua kata "Terima" dan
"kasih"
Artinya buat orang Indonesia kalau ada
orang yang memberi "kasih" atau
menolong karena "kasihan" ya terima
saja.
Intinya kita dengan tangan terbuka kita
menerima belas kasih orang lain.
Di frase "Terima Kasih" tidak ada nuansa
akan membalas budi, membayar
pertolongan, atau berdoa. Hanya
menerima saja.
Mungkin ini akhirnya berkembang
menjadi mental pasif dan nerima lainnya,
misalnya:
Mental gratisan: asal ada yang gratis
disambar, sekalipun tidak tahu akan
bermanfaat atau tidak. Kadang akhirnya
dibuang, padahal ada yang lain yang
butuh jadi tidak kebagian.
(Di Jepang anak-anak sudah dididik,
sekalipun gratisan mereka hanya boleh
ambil satu atau secukupnya, bukan
sepuasnya).
Dalam bahasa Inggris, mereka
mengucapkan "Thanks"
Ini memang ekspresi khusus yang
diucapkan untuk menghargai bantuan
atau pemberian orang lain. Saya belum
menemukan makna khusus kata ini.
Tapi itu tetap bagus, karena bahasa
Inggris dan kebanyakan bahasa lain
punya ekspresi untuk menghargai
bantuan atau pemberian orang lain.
Karena konon ada bahasa yang bahkan
tidak punya ekspresi untuk berterima
kasih.
Ada yang bilang bahasa asli Timor Timur
tidak punya kata seperti "terima kasih".
Mereka mengatakan Obrigado untuk
berterima kasih yang sebenarnya
merupakan bahasa Portugal.
Beberapa orang yang sinis,
memanfaatkan kondisi ini dengan
mengatakan orang Timor Timur tidak
tahu berterima kasih karena memang
tidak ada budaya ini dalam bahasa
aslinya.
Saya sendiri percaya ada bahasa asli
daerah Timor Timur untuk ucapan terima
kasih, hanya saja mungkin karena ratusan
tahun (400-an tahun) terjajah Portugal,
secara berangsur kata asli untuk
berterima kasih tersebut tidak banyak
dipakai atau tergantikan akibat
terdominasi kata obrigado.
Bahasa Arab punya istilah sukron untuk
berterima kasih.
Mungkin berakar sama dengan syukur
(terima kasih pada Tuhan).
Agak mirip dengan Indonesia Terima
Kasih tapi ada nuansa pemberian tersebut
merupakan perpanjangan tangan dari
Tuhan.
Tapi setelah Islam datang, Muslim
dianjurkan untuk mengganti Syukron
dengan kalimat
"Jazakumullah" yang artinya "Semoga
Allah (Tuhan) Membalas Kebaikanmu".
Kata Jazakumullah merupakan kalimat
yang powerful dan kaya makna.
Makna pertama, ketika orang memberi
maka kita mendoakan orang tersebut
semoga Allah (Tuhan) yang akan
membalasnya.
Ini juga mengandung konsep ikhlas,
artinya ketika kita membantu orang lain,
maka kita hanya berharap balasan dari
Yang Di Atas dan tidak membalas dari
yang kita tolong.
Karena itu di Islam kita tidak boleh
menuntut balas budi orang lain, karena
ketika kita menolong maka kita menolong
karena Allah dan Allah yang membalas.
Nah sekarang Anda boleh merenungkan
kembali apa yang dipilih untuk ucapkan
ketika orang menolong Anda.
Kita boleh menambah kalimat "terima
kasih" nya dengan tambahan yang
memperkuat pendalaman kita terhadap
bantuan atau pemberian orang lain,
misalnya:
"Terima kasih, saya sangat menghargai
kebaikan Anda.
"Terima kasih, semoga saya bisa
membalas kebaikan Anda"
"Terima kasih, saya tidak akan lupa
kebaikan Anda"
"Terima kasih, semoga Tuhan membalas
kebaikan Anda:
Artikel ini hanya untuk mengingat kan
kita agar tidak dengan mudah menerima
kebaikan orang, tanpa berusaha
menyelami makna lebih dari itu.
Semoga bermanfaat.
Senin, 28 Maret 2011
Dalam kaleng bekas..
Ku sertakan pula kenangan..
Bersama mu..
Ku tutup rapat..
Hingga berkarat..
Agar tak lagi ku ingat..
Agar tak lagi ku berharap..
Ku gali lubang..
Tanah gembur di belakang..
Ku benamkan kaleng penyimpanan..
Masih ku lihat hati berontak..
Kejam...
Kenangan meratap..
Sedih..
Aku tak peduli..
Karena kalian aku begini..
Kini, tak ada lagi kita..
Hanya aku dan kamu..
Bosan..
Telah ku ketuk hati mu..
Tapi tak juga kau buka..
Mengubah sejarah lewat Facebook,
facebook membuang waktu?
Jawabannya. tentu saja tergantung
bagaimana kita memakainya.
Jawaban ini juga berlaku untuk Twitter,
blog, BBM, SMS, dan jaring sosial lainnya.
Tahukah Anda, diktator Husni Mubarak
mengundurkan diri setelah 30 tahun
memerintah dengan tangan besi, salah
satunya karena Facebook. Karena itu
langkah penting pemerintah untuk
membungkam demo besar ketika
Mubarak masih berkuasa adalah menutup
jaringan facebook di Mesir.
Tapi karena gerakan sudah meluas,
dengan atau tanpa facebook, akhirnya
Mubarak jatuh.
Salah satu orang yang dianggap tokoh
penggerak rakyat Mesir baru-baru ini
adalah Wael Ghonim. Dalam peta politik
Mesir, ia bukan siapa-siapa. Pemuda Mesir
ini hanyalah seorang manajer di Google
Timur Tengah berkantor di Dubai.
Tapi di bulan Juli 2010 ia membuat
sebuah langkah sederhana.
Apa itu? Ia membuat fanpage bernama
"We are all Khaled Said"
Khaled Said adalah pengusaha kecil yang
menjadi korban penyiksaan polisi Mesir di
sebuah warnet di Alexandria.
Banyak yang menganggap fan page ini
adalah cikal bakal media komunikasi
kelompok anti pemerintah. (Republika 13
Feb 11)
Sejak itu banyak orang membuat fan
page sejenis dan mengungkap banyaknya
Khaled Said yang baru.
Awalnya ini hanya seperti perlawanan
diam di kalangan netter (pengguna
internet) tapi ternyata kegiatan ini telah
mempersiapkan bangsa Mesir terhadap
sebuah perubahan.
Revolusi rakyat di Tunisia bisa jadi adalah
pemicu gerakan rakyat di Mesir.
Tapi kesiapan rakyat untuk bergerak salah
satunya adalah karena sudah terbekali
pesan-pesan yang mereka secara online.
Fakta di atas sudah cukup menunjukkan
betapa sebuah langkah sederhana dengan
jejaring sosial bisa memberikan dampak
luar biasa.
Apakah Anda ingin mengubah sejarah
dengan Facebook Anda?
Kalau terlalu berat, mari sederhanakan
pertanyaannya.
Apakah Anda ingin agar kegiatan
Facebook Anda lebih bermanfaat?
Jika mau, ada beberapa langkah
sederhana yang bisa kita lakukan:
1. Status inspiring
Apa yang ditulis di status sebenarnya
menunjukkan kualitas kita.
Daripada berkeluh kesah, kenapa tidak
memulai status dengan sesuatu yang
inspiring.
Bukan berarti membatasi kita berekspresi,
tapi apa salahnya kalau tetap bisa
berekspresi tapi tetap bisa inspiring.
Misalnya cape mengurus anak.
Kita bisa menulis status "Waduh capeknya
mengurus anak-anak, tobat!..." (becanda)
Atau menulis seperti status bernada sama
tapi ada nilai inspiringnya.
"Ketika lelah mengejar anak ke sana
kemari, besyukurlah karena mereka
sehat." (sama-sama cape tapi inspiring)
Memilih status berkelas juga melatih
kemampuan menulis. Kalau kita menulis
status dan banyak dikomentari,
setidaknya menunjukkan apa yang ditulis
punya daya tarik.
2. Membuat fanpage (halaman) atau
group
Jika mempunyai sesuatu yang kita
pedulikan, maka buatlah group atau
halaman sendiri.
Dari sana mungkin kita akan membuat
perubahan.
Kita tentu tidak lupa bagaimana
dukungan terhadap Prita begitu besar
hingga akhirnya bisa bebas. Sekalipun ada
agenda besar lain yang tidak tercapai, tapi
setidaknya jejaring sosial tetap punya
gigi.
Sama juga dengan kasus Chandra dan
Bibit di KPK yang mendapat banyak
dukungan dari masyarakat.
3. Menulis notes atau mengupload
gambar atau video.
Jika membuat fanpage atau group terlalu
berat, maka sempatkan menulis notes
atau gambar atas ide-ide untuk
kemajuan.
Buat artikel untuk perbaikan.
Sempatkan seminggu sekali, sebulan
sekali tidak masalah. Kalau gerakan
menulis untuk kebaikan sudah
membudaya maka kita akan menjadi
masyarakat yang lebih baik.
Kalau menulis berat kenapa tidak
mengupload foto inspiring atau video.
Misalnya kasus Gayus kembali naik ke
permukaan karena setelah sebuah upload
video atau gambar di twitter. Itu juga
merupakan bentuk ikut serta dalam
perubahan.
Lagu Andaikan Aku Gayus Tambunan
http://www.youtube.com/watch?
v=SEKnyIddtDU kini sudah disaksikan
lebih dari 400.000 pegunjung. Artinya
sudah ratusan ribu orang yang semoga
tersentuh hatinya untuk perbaikan
hukum.
4. Menforward, menyalin ulang atau
merekomendasikan
Jika langkah menulis notes, mengupload
gambar atau video masih susah.
Maka lakukan forward atau rekomendasi
pada orang lain.
Kalau ada artikel menarik, kalau ada
fanpage menarik, kalau ada group
menarik, dan inspiring. Rekomendasikan
pada teman-teman kita.
Kalau kita tidak bisa jadi pelopor
setidaknya jadilah pendukung.
Seringkali ada pembaca di komunitas bisa
yang minta izin copy paste artikel yang
dikirim. Jawabannyaselalu sama? Silakan
dicopas, di masukkan ke mading , dll.
Karena memang itu tujuannya. Menyebar
luaskan ide dan semangat perbaikan.
Misalnya video "Andaikan Aku Gayus
Tambunan" kini sudah ada belasan upload
di Youtube bahkan ada copy upload yang
mencapai 400 ribu-an juga (Artinya bisa
sejuta lebih yang menonton video ini).
Tapi pastikan ketika Anda menforward
atau copas tetap menghormati pembuat
karya dan jangan disalahgunakan untuk
tujuan komersial, nanti bisa merugikan.
Kalau nonton film bagus, buat di status
komentarnya, lalu rekomendasikan teman
untuk menonton.
Kalau ada seminar bagus, dan kita merasa
semakin bagus kalau banyak yang ikut
seminar tersebut, tulis di status kesannya
dan rekomendasikan teman-teman..
Kalau ada buku bagus, ungkap kesannya
di status, dan rekomendasikan.
Jangan merasa rugi mempromosikan
bisnis orang lain yang baik, karena itu
juga amal.
Sekalipun kita tidak dapat untung di
dunia, jangan takut semua kebaikan
dihitung di akhirat.
Karena itu Komunitas Bisa juga tetap
bersemangat mempromosikan film, buku,
atau karya yang baik, sekalipun tidak
dapat apa-apa secara material.
5. Beri komen
Kalau menforward saja masih keberatan,
maka jangan pelit memberi komen atas
artikel yang bagus.
Itu akan memberi semangat pada
penulisnya atau pembuat karya.
Kalau penulis atau pembuat karya
bersemangat dia akan berkarya lagi.
Semakin banyak orang baik
bersemanagat menghasilkan karya baik
maka kita akan menjadi masyarakat yang
lebih baik.
Ingat energi negatif lebih kuat dari energi
postif.
Kadang untuk komentar buruk kita
bersemangat tapi memuji kita malas.
Contoh sederhana, kalau supir terlambat
kita langsung menegur. Kalau supir
datang tepat waktu tiap hari apakah kita
berterima kasih?
Anak nilai buruk kita menegur, kalau
nilainya baik apakah kita memujinya?
Anak susah makan kita marahi, ketika
makan dengan kesadaran apa kita puji?
Kita harus memberi energi lebih pada
semangat positif
karena kecenderungan alamiahnya energi
negatif lebih kuat.
6. Klik suka atau like
Jika memberi komen juga kita tidak
sempat, maka ini adalah langkah action
terendah. Ketika baca artikel bagus, ketika
baca ulasan menarik. Setidaknya gerakkan
tangan dan klik suka dengan mouse.
It's a very simple. Tapi itu mungkin bisa
menjadi andil kita dalam mengubah
sejarah.
Mungkin saja orang penulis artikel yang
anda klik suka, jadi bersemangat dan
terus menulis dan menjadi penulis besar
yang mengubah dunia. Why not?
7. Silent Majority
Jika kita suka artikel, suka fanpage, suka
karya film, tapi malas forward, malas
komen, bahkan malas like walaupun
merasa dapat sesuatu.
Maka kita adalah anggota Silent Majority.
Orang baik, jumlahnya banyak, tapi diam.
Ingin perubahan tapi tidak mau action
sama sekali.
Kebaikan yang silent (diam) sekalipun
banyak akan dikalahkan oleh keburukan
yang minor tetapi vokal. Minoritas yang
vokal akan lebih bergaung dari mayoritas
yang silent.
Itu sebabnya undang undang anti
pornografi berlarut-larut karena
sekalipun banyak orang yang pro pada UU
anti pornografi tapi kalah vokal oleh
minoritas yang tidak menyetujuinya tapi
lebih bersuara.
Salah satu tujuan dari Komunitas bisa
adalah, membuat sebanyak-banyaknya
orang baik yang silent majority (baik tapi
diam) manjadi out spoken majority (Baik,
banyak dan berani bicara).
Untuk kebaikan kita harus aktif berbicara
dan bergerak.
Semoga artikel ini membuat kita semakin
membuat aktivitas facebook dan internet
kita kebih bermanfaat.
Bencana UAN, refleksi try out.
baru saja lewat jumat kemarin.
Kalau tidak ada perubahan berarti,
mungkin UAN akan menjadi bencana
besar bagi anak-anak Indonesia.
Kenapa?
Try Out adalah bayangan UAN ke depan,
karena itu penyelenggraaannya
diusahakan semirip situasi aslinya.
Bahkan dengan "TEGAS" super "PEDE"
pengawas mengatakan
"Tidak ada pertanyaan, atas soal, kerjakan
saja."
Mantap...
Tapi sayangnya ini PEDE tidak pada
tempatnya
Kesalahan fatal pertama:
BANYAK SOAL SALAH
Bayangkan saja hampir di setiap mata
pelajaran yang diujikan ada soal yang
kasat mata salah (Salah ketik, salah cetak
dsb).
Pada pelajaran bahasa Inggris ada soal
seperti ini:
Arti dari kata yang digarisbawahi pada
kalimat tersebut adalah:.... (Padahal di
soal tersebut tidak ada kata yang
digarisbawahi).
Pada pelajaran matematika ada soal:
Luas bangunan yang diarsir adalah.....
(Padahal digambar tersebut tidak ada
yang diarsir, jadi bagaimana tahu
jawabannya).
Luas bidang tanah 1/3 diberi ke A, 5/6
diberi ke B, sisa 30 cm untuk C.
Berapa jatah B?
Padahal jumlah tanah yang sudah
dibagikan sudah lebih dari 100% atau 7/6
(logikanya tidak boleh lebih dari 6/6)
Ada pertanyaan seperti ini:
Berdasarkan denah tersebut maka posisi
ada di (Tapi di soal tersebut denah tidak
tercetak).
Ada juga soal yang jawabannya 432000
tapi tertulis 423000 (Salah ketik)
Bahkan ada guru matematika yang bilang
di soal matematika paket 7 ada 9 soal
yang tidak ada jawabannya. Bayangkan 9
salah soal dari 40 soal. Kalau benar semua
tidak mungkin dapat nilai 8 dan kalau
dianulir, tidak fair.
Pada pelajaran Bahasa Indonesia ada
salah soal seperti ini:
Tuti menulis surat ayahnya untuk belajar
di rumah Sarah...
Tapi dijawaban yang paling mendekati
benar ditulis dengan nama Irma (salah
ketik?)
Salah soal seperti ini sangat berbahaya:
1. Anak kehabisan waktu untuk
mengulang dan mengulang lagi untuk
sesuatu yang tidak bermanfaat (karena
tidak ada jawabannya).
2. Anak jadi kehabisan energi karena
berkutat di soal yang membingungkan
tapi tidak ada jawabannya.
3. Lebih parah lagi anak jadi rendah diri
pada saat ujian, muncul stres tidak
penting. Mereka merasa siap tapi ternyata
mereka tidak bisa menjawab.
Padahal tidak ada jawabannya.
4. Lebih parah lagi, anak yang percaya
diri, karena tahu soalnya banyak yang
salah, ketika soalnya benar dan dia salah
menjawab, dia menganggap soalnya yang
salah.
Kesalahan fatal keduaa
MASIH ADA SOAL YANG MULTI
INTERPRETASI
Salah satu tantangan untuk membuat
soal multiple choice adalah membuat soal
yang sulit tapi valid dan tidak multitafsir.
Tipis perbedaaanya tapi hanya satu valid.
Kalau ada dua yang bisa valid maka
sangat menyesatkan.
Misalnya di try out bahasa Inggris ada
soal
Anak menulis kartu ulang tahun pada
ibunya, lalu pertanyaannya
Apakah anak ini:
a. Mencintai ibunya
b. Menghargai ibunya
c. Rindu ibunya..
dll.
Padahal semua jawaban di atas tidak bisa
disalahkan, karena ada anak mengirim
kartu karena cinta, kangen, dll.
Misalnya di UAN 2009 bidang science
Ada soal:
Untuk melindung burung kakak tua maka
a. menanam pohon potensial untuk
sarang kakak tua
b. menakar dan dipelihara untuk koleksi
c. Menangkap dan dipeliharadi rumah
d. Memagari dan melindungi habitat
kakak tua.
Jawab a dan d bisa diterima (sekalipun
A mungkin jawabannya, tapi kalau pada
jawabab D kata memagari konteksnya
pagar yang tidak bisa dilewati manusia
tapi atasnya tetap terbuka juga benar.
Kalau kata yang dipili adalah mengurung
(dalam sangkar raksasa bisa jadi D salah).
Dan masih banyak contoh lainnya.
Kesalahan fatal ketiga
FAIRNESS (kedilan soal)
Untuk menghindari kebocoran soal, soal
UAN dibuat beberapa paket, katakanlah
paket 1,2,3,4,5.
Idealnya setiap kode isinya soalnya sama
tapi urutannya beda.
Tapi kenyataannya beberapa soal ada
yang berbeda. Jadi tidak fair untuk anak-
anak.
Misalnya :
9:3 dan 9:2 sama sama soal pembagian
tapi tingkat kesulitannya beda.
Jadi tetap saja tidak adil jika ada soal yang
berbeda.
Kalau urutannya diacak tidak masalah,
tapi kalau beda tentu masalah.
Semoga saja orang tua yang peduli, pakar
yang mengerti, pejabat yang berwenang,
lebih berperan mengkoreksi ini.
Kalau insiden ini terjadi di UAN. maka
bencana bagi anak-anak Indonesia.
Rasul saw. menjawab, “Jika urusan
diserahkan kepada yang bukan ahlinya,
maka tunggulah kehancuran ” (HR
Bukhari).
Mau menabung,? Pikir ulang lagi,? (buku think dinar)
Bing beng bang yuk kita ke bank.
Bang bing bung yuk kita nabung
Tang ting Tung hei, jangan dihitung
Tiap bulan tahu-tahu dapat untung
Lagu ini dibuat untuk merangsang anak-
anak untuk gemar menabung. Tentu saja
tidak ada yang salah dengan menabung,
hanya saja jika menabung diindentikan
dengan menyimpan uang di bank, pada
kenyataannya saat ini tidak tepat lagi
dikatakan akan beruntung.
Mendefinisikan ulang arti kata beruntung
Banyak yang menganggap untung berarti
kita mendapatkan uang lebih.
Misalnya Anda menabung Rp 1.500.000
lalu tahun depan jadi Rp1.530.000 maka
kita mendapat untung sebesar Rp 30.000.
Apakah benar demikian? Mari kita hitung
secara bijak.
Kalau misalnya, dengan uang Rp
1.500.000 ini sekarang kita bisa beli beras
10 karung,
lalu tahun depan dengan Rp 1.530.000
kita hanya bisa beli 8 karung beras yang
sama,
artinya kita untung atau rugi? Artinya kita
rugi 2 karung beras.
Nah kesalahan umum kita adalah mengira
mendapat untung karena nilai nominal
(nilai hitungan kita bertambah), padahal
keuntungan harusnya dihitung dari daya
belinya.
Setiap tahun terjadi inflasi (penurunan
nilai uang) rata-rata 10% sedangkan
bunga bank pertahun rata-rata 5 persen,
artinya kalau kita menabung di bank
setiap tahun sebenarnya daya beli kita
turun 5% sekalipun nominalnya naik 5%.
Berarti kita rugi karena
daya beli uang kita merosot setiap tahun
kalau ditabung dalam bentuk uang.
Uang kita bisa hilang kalau ditabung
Kalau fakta di atas cukup menyakitkan,
fakta berikut ini lebih menyakitkan lagi.
Tidak hanya nilai uang kita berkurang,
pada nilai tertentu uang kita yang
ditabung di bank bahkan bisa hilang
dalam arti sesungguhnya.
Setelah krisis moneter 1998, bank-bank di
negeri ini menambah pundi penghasilan
utamanya dari fee based income (biaya
administrasi).
Dulu bank mengandalkan penghasilan
dari bunga atas kredit (pinjaman) yang
mereka berikan, kini selain penghasilan
dari bunga kredit, bank memaksimalkan
pendapatan dari pengelolaan rekening,
serta jasa transfer yang bisa dikutip
langsung dari nasabah.
Pada saldo tertentu, tabungan kita di
bank tidak menghasilkan apa-apa. Bagi
hasilnya nol.
Saat ini, pada banyak bank, jika saldo
dibawah Rp 1 juta maka bunganya nol.
Artinya jika kita menyimpan Rp 500 ribu
di bank, lalu kita diamkan, maka 4 tahun
ke depan uang kita akan menjadi nol.
Kenapa? Karena tiap bulan kita dikenakan
biaya administrasi Rp 10.000/ bulan dan
tidak ada bunga. Jadi sudah tidak tepat
lagi kalau dikatakan menabung di bank
menguntungkan.
Rubah paradigma kita terhadap konsep
menabung dan untung
Untuk keselamatan masa depan kita dan
anak-anak kita, kita harus mengubah
konsep tentang menabung dan
beruntung.
Pertama, menabung harus untung dalam
arti hakiki (daya beli meningkat)
Kedua, menabung tidak harus uang.
Ketiga, menabung tidak harus di bank.
Lalu bagaimana konsep menabung yang
aman dan menguntungkan?
Solusi finansial dari Islam
Sebagaimana konsep Islam sendiri
Rahmatan lil alamin (kesejahteraan bagi
sekalian alam - umat manusia dan alam
semesta), maka Islam juga menawarkan
konsep menabung yang memenuhi
seluruh kriteria di atas.
Jawabannya adalah dinar emas.
Sejarah membuktikan sejak jaman
Rasulullah (abad 7) sampai sekarang
(abad 21) satu dinar cukup untuk
membeli kambing.
Sekarang bandingkan jika kita menabung
dengan dinar emas.
Setiap tahun emas naik rata-rata 20%,
jadi kalau misalnya uang Rp 1.500.000
tersebut tidak kita tabung ke bank tapi
kita memilih untuk membeli 1 dinar emas
senilai Rp 1.500.000 maka besar
kemungkinan tahun depan harga 1 dinar
emas akan bernilai Rp 1.800.000 dan
mempunyai daya beli yang sama atau
bahkan lebih tinggi dari tahun
sebelumnya.
Bahkan dari data statistik terbukti, biaya
biaya pergi haji terus menurun dengan
hitungan dinar, bila tahun 2000 ONH
biasa setara 70 dinar; tahun 2009 setara
20 dinar; maka dalam lima - enam tahun
kedepan (2015) ONH biasa dapat
diprediksikan berdasarkan statistik hanya
akan memerlukan 10 dinar saja.
Nah kembali pada pertanyaan pertama,
Anda mau mencari uang atau mencari
untung?
Anda ingin mendapat nominal pada uang
kertas yang terlihat sedikit lebih banyak
atau
1 dinar yang terlihat nominalnya sama
tapi daya belinya semakin lama semakin
tinggi?
Jika anda punya kebijakan finansisial Anda
tentu tahu jawabannya.
Fakta di atas cukup menyentak orang
yang mempunyai paradima finansial yang
umum.
Data tersebut bisa Anda temukan pada 3
-4 halaman buku "Think Dinar!" karya
Endy J. Kurniawan.
Bayangkan betapa banyak hal baru yang
akan Anda temukan di buku setebal 320
halaman ini. Anda akan banyak tersentak
membacanya.
Penyusunan buku ini langsung di
coaching oleh Isa Alamsyah dan Asma
Nadia, sehingga penyajiannya sangat
menguras emosi dan daya pikir Anda,
membenturkan logika yang selama ini
Anda percaya. Memaparkan data-data
yang tidak banyak Anda ketahui.
Saya yakin, Anda akan terkaget-kaget
melihat betapa banyak fakta yang tidak
Anda ketahui selama ini tentang finansial
yang diungkap dalam buku "Think Dinar"
Dan yang lebih penting lagi, buku ini akan
mengubah cara pandang masa depan
finansial Anda, insya Allah, di jamin.
"Kaya hari ini, super kaya di masa depan:"
itu motto buku ini.
Buku ini juga dirancang sedemikian rupa
agar mudah dimengerti.
Ini yang membedakan buku ini dengan
buku-buku dinar yang saat ini sudah
beredar di pasaran.
Anda tidak perlu menjadi sarjana ekonomi
untuk mengerti buku ini.
Anda juga tidak perlu jadi ustadz untuk
percaya pada konsep dinar.
Buku ini bisa dibaca ibu rumah tangga,
anak SMA, atau siapa saja yang ingin
mempunyai masa depan lebih baik.
Bahasanya mudah, logikanya mudah
dicerna, aplikasinya mudah diterapkan.
Buku yang mengajak Anda sejahtera di
dunia, dan akhirat.