Senin, 28 Maret 2011

Mau menabung,? Pikir ulang lagi,? (buku think dinar)

Pernah dengar lagu menabung kan?
Bing beng bang yuk kita ke bank.
Bang bing bung yuk kita nabung
Tang ting Tung hei, jangan dihitung
Tiap bulan tahu-tahu dapat untung
Lagu ini dibuat untuk merangsang anak-
anak untuk gemar menabung. Tentu saja
tidak ada yang salah dengan menabung,
hanya saja jika menabung diindentikan
dengan menyimpan uang di bank, pada
kenyataannya saat ini tidak tepat lagi
dikatakan akan beruntung.
Mendefinisikan ulang arti kata beruntung
Banyak yang menganggap untung berarti
kita mendapatkan uang lebih.
Misalnya Anda menabung Rp 1.500.000
lalu tahun depan jadi Rp1.530.000 maka
kita mendapat untung sebesar Rp 30.000.
Apakah benar demikian? Mari kita hitung
secara bijak.
Kalau misalnya, dengan uang Rp
1.500.000 ini sekarang kita bisa beli beras
10 karung,
lalu tahun depan dengan Rp 1.530.000
kita hanya bisa beli 8 karung beras yang
sama,
artinya kita untung atau rugi? Artinya kita
rugi 2 karung beras.
Nah kesalahan umum kita adalah mengira
mendapat untung karena nilai nominal
(nilai hitungan kita bertambah), padahal
keuntungan harusnya dihitung dari daya
belinya.
Setiap tahun terjadi inflasi (penurunan
nilai uang) rata-rata 10% sedangkan
bunga bank pertahun rata-rata 5 persen,
artinya kalau kita menabung di bank
setiap tahun sebenarnya daya beli kita
turun 5% sekalipun nominalnya naik 5%.
Berarti kita rugi karena
daya beli uang kita merosot setiap tahun
kalau ditabung dalam bentuk uang.
Uang kita bisa hilang kalau ditabung
Kalau fakta di atas cukup menyakitkan,
fakta berikut ini lebih menyakitkan lagi.
Tidak hanya nilai uang kita berkurang,
pada nilai tertentu uang kita yang
ditabung di bank bahkan bisa hilang
dalam arti sesungguhnya.
Setelah krisis moneter 1998, bank-bank di
negeri ini menambah pundi penghasilan
utamanya dari fee based income (biaya
administrasi).
Dulu bank mengandalkan penghasilan
dari bunga atas kredit (pinjaman) yang
mereka berikan, kini selain penghasilan
dari bunga kredit, bank memaksimalkan
pendapatan dari pengelolaan rekening,
serta jasa transfer yang bisa dikutip
langsung dari nasabah.
Pada saldo tertentu, tabungan kita di
bank tidak menghasilkan apa-apa. Bagi
hasilnya nol.
Saat ini, pada banyak bank, jika saldo
dibawah Rp 1 juta maka bunganya nol.
Artinya jika kita menyimpan Rp 500 ribu
di bank, lalu kita diamkan, maka 4 tahun
ke depan uang kita akan menjadi nol.
Kenapa? Karena tiap bulan kita dikenakan
biaya administrasi Rp 10.000/ bulan dan
tidak ada bunga. Jadi sudah tidak tepat
lagi kalau dikatakan menabung di bank
menguntungkan.
Rubah paradigma kita terhadap konsep
menabung dan untung
Untuk keselamatan masa depan kita dan
anak-anak kita, kita harus mengubah
konsep tentang menabung dan
beruntung.
Pertama, menabung harus untung dalam
arti hakiki (daya beli meningkat)
Kedua, menabung tidak harus uang.
Ketiga, menabung tidak harus di bank.
Lalu bagaimana konsep menabung yang
aman dan menguntungkan?
Solusi finansial dari Islam
Sebagaimana konsep Islam sendiri
Rahmatan lil alamin (kesejahteraan bagi
sekalian alam - umat manusia dan alam
semesta), maka Islam juga menawarkan
konsep menabung yang memenuhi
seluruh kriteria di atas.
Jawabannya adalah dinar emas.
Sejarah membuktikan sejak jaman
Rasulullah (abad 7) sampai sekarang
(abad 21) satu dinar cukup untuk
membeli kambing.
Sekarang bandingkan jika kita menabung
dengan dinar emas.
Setiap tahun emas naik rata-rata 20%,
jadi kalau misalnya uang Rp 1.500.000
tersebut tidak kita tabung ke bank tapi
kita memilih untuk membeli 1 dinar emas
senilai Rp 1.500.000 maka besar
kemungkinan tahun depan harga 1 dinar
emas akan bernilai Rp 1.800.000 dan
mempunyai daya beli yang sama atau
bahkan lebih tinggi dari tahun
sebelumnya.
Bahkan dari data statistik terbukti, biaya
biaya pergi haji terus menurun dengan
hitungan dinar, bila tahun 2000 ONH
biasa setara 70 dinar; tahun 2009 setara
20 dinar; maka dalam lima - enam tahun
kedepan (2015) ONH biasa dapat
diprediksikan berdasarkan statistik hanya
akan memerlukan 10 dinar saja.
Nah kembali pada pertanyaan pertama,
Anda mau mencari uang atau mencari
untung?
Anda ingin mendapat nominal pada uang
kertas yang terlihat sedikit lebih banyak
atau
1 dinar yang terlihat nominalnya sama
tapi daya belinya semakin lama semakin
tinggi?
Jika anda punya kebijakan finansisial Anda
tentu tahu jawabannya.
Fakta di atas cukup menyentak orang
yang mempunyai paradima finansial yang
umum.
Data tersebut bisa Anda temukan pada 3
-4 halaman buku "Think Dinar!" karya
Endy J. Kurniawan.
Bayangkan betapa banyak hal baru yang
akan Anda temukan di buku setebal 320
halaman ini. Anda akan banyak tersentak
membacanya.
Penyusunan buku ini langsung di
coaching oleh Isa Alamsyah dan Asma
Nadia, sehingga penyajiannya sangat
menguras emosi dan daya pikir Anda,
membenturkan logika yang selama ini
Anda percaya. Memaparkan data-data
yang tidak banyak Anda ketahui.
Saya yakin, Anda akan terkaget-kaget
melihat betapa banyak fakta yang tidak
Anda ketahui selama ini tentang finansial
yang diungkap dalam buku "Think Dinar"
Dan yang lebih penting lagi, buku ini akan
mengubah cara pandang masa depan
finansial Anda, insya Allah, di jamin.
"Kaya hari ini, super kaya di masa depan:"
itu motto buku ini.
Buku ini juga dirancang sedemikian rupa
agar mudah dimengerti.
Ini yang membedakan buku ini dengan
buku-buku dinar yang saat ini sudah
beredar di pasaran.
Anda tidak perlu menjadi sarjana ekonomi
untuk mengerti buku ini.
Anda juga tidak perlu jadi ustadz untuk
percaya pada konsep dinar.
Buku ini bisa dibaca ibu rumah tangga,
anak SMA, atau siapa saja yang ingin
mempunyai masa depan lebih baik.
Bahasanya mudah, logikanya mudah
dicerna, aplikasinya mudah diterapkan.
Buku yang mengajak Anda sejahtera di
dunia, dan akhirat.

Tidak ada komentar: