Selasa, 29 Maret 2011

Menabung Emas, lebih menguntungkan (Think Dinar) oleh Endy j. Kurniawan

Banyak yang mengira untuk memulai
menabung emas kita harus kaya dulu,
harus mapan dan harus berpenghasilan
besar.

Pendapat ini jelas menyesatkan.
Justru menabung emas akan membuat
orang yang penghasilannya minim atau
biasa-biasa akan sejahtera di masa depan.

Sebaliknya jika tidak mulai menabung
Dinar emas mungkin nasibnya tidak akan
berubah selamanya.
Karena itu menabunglah emas dari
sekarang, rintislah rencana keuangan
investasi emas mulai hari ini, jangan
ditunda-tunda.

Tentu saja muncul pertanyaan.
Bagaimana mungkin membeli emas jika
penghasilan pas-pasan?
Kuncinya; disiplin, berpikir jangka panjang
dan selektif atas biaya konsumtif.
Sebuah lompatan selalu diawali dari
langkah-langkah kecil.

Memiliki emas dengan jumlah berapapun,
dengan dana yang kita punyai saat ini
adalah cara terbaik mengawali tabungan
emas kita,
baik berupa emas batangan maupun
Dinar.

Investasi emas adalah model investasi
paling mudah.
Dengan dana sekitar Rp 400.000an pada
tahun 2011, kita sudah bisa memiliki 1
gram emas, tinggal mendatangi toko-
toko emas atau agen dan distributor
emas batangan.

Bagaimana jika uang Rp 400.000 juga
tidak ada.
Ya harus mendisiplinkan diri untuk
menyisihkan penghasilan.
Misalnya menyisihkan Rp 50.000 setiap
ada uang lebih lalu jika terkumpul Rp
400.000 segera beli emas.

Percayalah jika tidak segera dibelikan
emas, uang kita akan cepat habis.
Ada saja godaan untuk memakai uang
kontan yang ada di tangan atau uang
yang mudah ditarik di ATM (Buku Think
Dinar halaman 73)

Jika kita menabung dalam bentuk cash
atau ATM, melihat tas bagus bawaannya
mau pakai, pulsa habis langsung pakai,
lihat baju bagus langsung pakai, lihat
restoran enak mau makan di sana.
Tapi kalau aset kita tersimpan di rumah,
anggap saja penabung emas pemula,
punya tabungan berbentuk emas emas 1
gram, maka tidak mudah memakainya.

Ketika lihat tas bagus kita berpikir harus
pulang dulu, ambil emas, jual emas lalu
beli tas.
Memikirkannya saja kita sudah malas.

Jika kita melihat restoran enak, dan mau
makan di sana, maka kita berpikir harus
pulang dulu, ambil emas, jual emas lalu
makan di restoran tersebut.
Memikirkannya saja hilang selera makan
kita.

Jadi menabung emas membuat kita lebih
tidak konsumtif.

Ingat, bukan tunggu kaya baru menabung
emas,
tapi kalau mau kaya ya mulai menabung
emas.

Kaya hati, kaya harta, kenapa tidak?

1 komentar: